Mengapa rasa sakit itu bisa datang
Tulisan ini adalah lanjutan dari
catatan saya yang pertama, hal yang mendasari saya untuk membuat tulisan bagian
kedua ini adalah hasil pengamatan saya pada status beberapa sahabat di facebook
yang begitu mudah mengumbar emosi-emosi negatifnya seperti kesedihan, galau, kecewa,
makian, kemarahan dan lain sebaginya. Entahlah apakah karena persoalan dalam
keluarga, bisnis, keuangan dan yang paling banyak adalah persoalan cinta
hehee…ini mungkin hal unik yang tidak
pernah selesai untuk dibahas wkwkwk...

Ketidaknyaman mempengaruhi
State/Mood
Saya flashback pada tulisan saya sebelumnya, ketika ada peristiwa di
masa lalu yang membuat ketidaknyamaan akan mempengaruhi mood/state seseorang, dampaknya adalah bisa membuatnya kecewa,
sedih, dendam, benci, marah, dll. Ini
adalah bentuk dari emosi-emosi negatif yang
tidak memberdayakan dirimu. Nah bukannya emosi-emosi negatif itu tidak
berguna sama sekali, justru disinilah letak keunikan kita sebagai mahlukNya di
semesta ini, selalu ada hukum dualitas yang terjadi jauh sebelum kita hadir ke dunia, ada siang ada
malam, ada perempuan ada lelaki, ada positif ada negatif, ada sedih ada
bahagia, ada marah ada tawa, dan lain sebagainya yang hadir silih berganti
dalam kehidupan kita. Tahukah kamu ? emosi-emosi negatif setiap saat yang bisa
hadir dalam dirimu, ibarat sampah yang bila tidak dilepaskan setiap hari lama-lama akan menumpuk dan membuat bau
busuk. Bila lama larut dalam kesedihan
dan kekekecewaan ini juga akan mempengaruhi struktur sel dan akhirnya
memepengaruhi sistem kekebalan tubuh , inilah yang akan menyebabkan sakit
secara fisik.
Membangun Awareness/ kesadaran
Dengan menyadari keberadaan
emosi-emosi yang menyertai setiap ‘state’akan
jauh lebih baik membuat kita ‘aware’ terhadap apa yang akan kita
lakukan. Ketika kita mengalami kondisi down
misalnya karena peristiwa di masa lalu , hal pertama yang perlu dilakukan adalah
mengubah sudut padang kita (reframing)
terhadap persoalan yang kita hadapi dengan menempatkan peristiwa tersebut
sebagai pembelajaran kita di masa yang akan datang. Ketika kita melakukan reframing misalnya seseorang yang dalam keadaan sakit pada
awalnya ia merasakan penderitaan namun
ketika ia menyadari perlahan-lahan akan mengubah sudut pandangnya
tentang sakit. Dalam kondisi seperti ini
akan ada pemaknaan terhadap rasa sakit, terlintas dalam pikirannya bahwa dengan
sakit ia menyadari tentang pentingnya kesehatan, bagaimana menjaga pola makan,
pola hidup dan lain sebagainya. Dalam perspektif lain misalnya dalam
ajaran agama disebutkan bahwa dengan
sakit akan menggugurkan dosa-dosanya di masa lalu. Ketika pikirannya mengatakan
demikian, maka akan mempengaruhi perasaannya agar semakin bersyukur, disaat
pengalihan kondisi ini terjadi maka juga akan mempengaruhi sel-sel tubuhnya
sehingga secara fisik ia akan semakin pulih dan makin sehat.
Respon atas ketidaknyamanan
Seseorang mengalami kondisi
ketidaknyamanan karena adanya tekanan atas suatu peristiwa, ketika mengalami
kondisi seperti itu responnya pun ada beragam dan dapat disimpulkan kedalam 3 (tiga)
kategori, pertama sebagian orang
merespon ketidaknyamanan tersebut dengan mengekspresikanya lewat amarah, berkata-kata
(negatif) mengumpat bahkan dengan melakukan kontak fisik pada seseorang atau
benda yang menurutnya sebagai penyebab ia menjadi marah. Kedua sebagian lain ada yang hanya memendam rasa ketidaknyamanan tersebut
di dalam hatinya, perumpamaan ini seperti menekan luka jauh lebih ke dalam
bukannya membuat nyaman malah akan semakin sakit. Kedua hal diatas biasanya dilakukan rata-rata
sebagian besar orang yang tanpa sadar memperburuk kesehatannya sendiri. Nah yang
terakhir kategori yang ketiga adalah
mereka yang merespon ketidaknyamanan itu dengan melepaskan emosi-emosi negatif
dengan cara memaafkan diri sendiri. Cara
inilah sering dianjurkan dalam therapy.
Memaafkan diri sendiri
Lantas bagaimana teknik sederhananya?
Sabar.. sebelum saya sampaikan tekniknya lebih dulu saya sampaikan tentang
esensi dari memaafkan diri sendiri. Inti dari memaafkan diri, adalah meletakkan
setiap persoalan dalam kehidupan ini penyebabnya bukanlah dari luar akan tetapi
justru dari dalam diri kita sendiri. Dalam bahasa inggris ada istilah “your outside reflect by your inside” makna
sederhananya apa yang ada didalam akan seperti itu yang terjadi diluar. Orang
yang sedih , marah akan kelihatan dari wajahnya dan dalam kehidupannya. Sebaliknya
mereka yang menyikapi persoalan secara wajar hidupnya santai, selalu menyenangkan
orang lain, selalu bahagia dan getarannya pun dapat dirasakan oleh siapa pun.
Kalimat diatas pun dapat kita
maknai daripada sibuk menyalahkan apa yang ada diluar diri lebih baik memperbaiki
apa yang ada didalam diri sehingga berdampak pada pikiran, perasan dan tubuh
secara fisik pun makin sehat .
Ho’oponopono
Cleansing Technique
Nah berikut ini saya bagikan
teknik therapy ajaib yang dikenal dengan
Ho’oponopono Cleansing Technique ini adalah salah satu Hawaian Healing Technique , saya cuplik versinya Dr. Joe Vitale
penulis buku Zero Limit, beliau belajar teknik ini dari Dr. Hew Len , silahkan
praktikan setiap hari, biasanya saya lakukan
menjelang tidur dan pagi hari ataupun luput cukup sekali mempraktekannya dalam
sehari. Mantranya sangat sederhana yaitu
sebagai berikut :
“I love You “ …Aku mencintaimu..,
“I am
Sorry “…Aku Menyesal…
“Please
Forgive Me “…Maafkan Aku…
“Thank you “..Terima Kasih….terima
kasih..terima kasih..”
Kok sesederhana itu ? ya betul sangat seserhana,…tetapi ini
esensinya sangat dalam memperbaiki kondisi mental dan menyeimbangkan kembali state of mind kita. Mengapa kalimat Aku
mencintaimu diletakkan di depan? ini maknanya luar biasa. Menurut tabel Map Of Consciousness David R. Hawkins
energy cinta berada pada level ke 14 dengan log 500, diatas energy lainnya. Kemudian..diikuti
kalimat “Aku Menyesal”…kalimat ini maknanya
sangat dalam sebagai ungkapan penyesalan atas hal-hal di masa lalu yang pernah
kita lakukan, kalimat berikutnya adalah “Maafkan saya” sebagai bentuk
pengampunan (forgiveness) pada diri. Dan
mantra ini ditutup dengan kalimat yang sangat powerful sebagai bentuk rasa syukur (grateful) yakni Terima Kasih.
Teknik ini tujuan awalnya adalah
membersihkan emosi-emosi negatif yang terpendam dalam diri setiap harinya. Selain
itu tujuan lain untuk memberdayakan diri, untuk kesehatan, juga melatih mental
kita agar selalu bersyukur dalam keberlimpahan yang dianugrahkaNya.
Hari ini adalah akibat dari apa
yang kita lakukan di masa lalu, menghukum diri dalam rasa bersalah bukanlah hal
yang dapat menyembuhkan bahkan bisa saja memperparah luka batin. Melepaskannya dengan
memaafkan diri jauh lebih menentramkan hati dan membuatmu melangkah lebih
ringan meraih kebahagiaan saat ini juga.
Seperti lagu kehidupan yang baru
saja kamu petakan kembali ”Senangnya Tuh Disini”…di Dalam Hatimu..
Selamat Memberdayakan diri,
sahabat
_/\_
Terima Kasih..
Ifran Rapegawi,
Therapis dan Trainer Pemberdayaan
Diri
Di Lingkar Sinergi Institute
Tidak ada komentar:
Posting Komentar